Minggu, 23 November 2008

Anggur dan Gelasnya


Kemarilah dan lihatlah! Ayo, kemarilah mendekat! Kita duduk sekursi. Mendekat dan dekaplah aku! Atau aku mendekat dan mendekapmu. Kita saling mendekat dan mendekap. Aku ingin mengusir dingin malam ini. Tetapi mungkinkah kau mendekap tanpa menyentuh aku? Atau aku mendekapmu tanpa menyentuhmu? Mari kita bercerita bersama, tentang hidup kita. Kita berbagi atas hidup kita. Ini milik kita. Antara aku dan kamu. Sungguh ini antara kita. Kita satukan kita. Ya, kita satukan yang tak mungkin persis satu. Jika persis pun yang menjadi satu itu adalah a, b, c, padaku dan b, c, d padamu. Ini demi masa depan. Masa depan yang harus dibangun mulai saat ini. Pembangunan kita memerlukan a, b, c dariku dan b, c, d darimu. Ini yang harus disatukan, bukan dipisahkan. Nah, mari kita mulai kebersamaan kita di malam dingin ini. Buatlah dirimu sehangat mungkin, senyaman mungkin, sedamai mungkin, setenteram mungkin, dan segembira mungkin. Marilah mendekat dan kita berbagi membangun masa depan. Biarkan dunia tertawa dan bergembira karena kita. Biarkan dunia bernyanyi suka-cita dan bersorak kegirangan. Ini masa depan yang harus kita bangun.

Ayo, kemari dan suguhkan anggurmu! Apa arti kita sekursi tanpa kau hidangkan anggurmu? Malam sungguh dingin. Kita harus menghangatkan tubuh kita. Anggurmu sudah tua dan tuangkan untukku. Ini gelas anggur dariku. Gelas ini untukmu dan untukku. Aku mempunyai gelas dan kamu mempunyai anggur. Mari kita minum bersama anggur ini. Anggur ini darimu dan gelas ini dariku pasti serasa. Ya, serasa. Bagaimana kita dapat berkata-kata yang benar jika anggur darimu dan gelas dariku berasa beda? Bagaimana kita dapat berbagi rasa membangun masa depan jika anggur darimu dan gelas dariku berasa a bagimu dan berasa b bagiku? Jika berbeda pun, mari kita satukan. Kita cari perbedaannya dan kita serasikan. Sungguh, anggurmu semanis bibirmu dan sehangat tubuhmu yang mungil nan ramping. Tambahkanlah padaku. Dan, ini untuk kita.

Sungguh apa artinya anggur tanpa gelas. Dan, apa artinya gelas anggur tanpa anggur. Sungguh bagai rumah tanpa atap jika anggur tanpa gelasnya. Mari tuangkan anggurmu pada gelasku. Ini milik kita. Anggur yang membangkitkan gairah di malam dingin ini. Bintang-bintang semakin terang. Mulutku dan mulutmu tiada henti mencecap. Sungguh nikmat. Hari ini hari kita, suatu hari yang kita mulai suatu saat yang tepat untuk aku dan kamu duduk mendekat dan mendekap; merasakan anggur bersama dan mencecap anggur yang sama. Kita sama rasa, bela rasa demi masa depan yang telah kita mulai.

Lihat di timur sana! Mentari telah bangun. Kita songsong dia! Persiapkan diri kita untuk hangat mentari di pagi ini. cahaya itu cahaya kita. Cahaya itu terang segala terang. Jangan tinggalkan! Kita ikutsertakan!


14 Juni 2002 (Cinta itu ada-Ku; Ia Sang Pengada)

2 komentar:

Mentari Yousof mengatakan...

waaaah terimakasihh..atas sambutannyaa pada dirikuu..."mentari" smoga cahayakuu membuatmu bersemangat pagi ini....hakakakak....(apaan siih) waahh baru kebuka nih blognaa..maaf ternyata yg suka koment blog tari pujangga banget hakakaka

Anonim mengatakan...

Pujangga apaan? Hue...hue...hue...!