Kamis, 20 November 2008

RIP


Nyawa menggantung di pucuk nafas
tersengal-sengal mendaki bukit gersang
menggelepar kemarau gurun sahara
sekat ada dan tiada tanpa batas
mungkin di antara detik dan menit.

Merindu hidup di tepi asa
mengharap sekarat segera bangun
merangkak raih buih-buih nafas
menatang nyawa penuh sembah
di antara menyatu dan terpisah
tanpa bentuk dan nama

Meregang daya antara upaya dan tanpa
menyerah pasrah di pelukmu pertiwi
di susu ibu muasal kejadian
lahir putra benih sembahyang
laku suci tersurat dalam kitab:
”Kala Aku haus, kau beri minum.”
”Kala Aku lapar, kau beri makan.”


15 Mei 2002 (Cinta itu ada-Ku; Ia Sang Pengada)

Tidak ada komentar: