Rabu, 12 November 2008

Violin Kekasih


Violin menyanyikan lagu kedamaian dan menari lembut dengan gerakan cinta ilahi. Violin membuka hati lebar-lebar dan menangkap sunyi di alam percintaan. Aku larut lebur bersamanya.

Engkau, sang Violin menerbitkan cinta di antara waktu ke waktu dan alam ke alam; menebarkan ketenteraman dalam dunia yang diliputi peperangan dan kemelaratan, kepedihan dan kegembiraan. Aku setia menantimu.

Gema violin kini tiada. Kerlap-kerlip bintang suram. Aku menggambar violin kekasihku demi kemerdekaan jiwa dan kebebasan anak-anak zaman. Violin, di manakah engkau?

Aku meratap rindu, oh violin. Lihatlah, ayo lihatlah! Tidakkah engkau kangen dengan dendangan nyanyian anak-anak bumi yang hendak terbaring dan tidur? Mereka kin kesepian. Hati mereka pedih. Dan aku hanya menggambarmu dalam angan, oh violin. Ini tidak mengobati mereka. Ini hanya melelapkan mereka di pembaringan. Esok hari tiada yang tahu mungkin perang dan mungkin tidak, mungkin gembira dan mungkin sedih. Harapan semakin kabur. Violinku, kini kau semakin samar.

Violin, kuingat janjimu. Di sepanjang dunia, cinta berhembus di setiap lorong dan makhluk-makhluk merengkuhnya, anak-anak bumi tak akan pernah musnah oleh perang, pembunuhan, dendam, kebencian, tetap kegelapan diubah menjadi terang dan dendam menjadi cinta.

Janjimu, oh violin, tambatan bagi hidup kami.

Mei, 2001 (Cinta itu ada-Ku; Ia Sang Pengada)

Tidak ada komentar: