Kamis, 20 November 2008

Merindukan Mimpi


: Ella

Dadaku yang berkata di antara detak jam pada detik dan menit,
pada gelisah yang menyayat: di pagi, di siang, di petang, di malam,
pada asa nirbatas.
Kapan mimpiku lahir?

Pada lalu dan sekarang tak berupa,
tersket pun tidak.

Detik berjuta
walau menulis puisi, mengerjakan PR, menyelesaikan tugas:
matamu bulat bola hitam
menggelinding indah di puisi-puisi Gibran,
bersinar surya di pagi dan di senja.
Alismu lebat hitam legam bersinar
menggantung di langit-langit matamu
beraura lembut menawan, bibirmu merah pucat bergetar arah
menyapa gairah yang berkelana.

Bergetaran
perasaan b
erhamburan, berkejaran.

Aku: Ella.
Siapa kau?
Lelaki?
Siapa lelaki?
Tenang.

Mimpiku belum lahir.


03 Mei 2002 (Cinta itu ada-Ku; Ia Sang Pengada)

Tidak ada komentar: