Kamis, 20 November 2008

Sepuluh Ribu Rupiah


Siapa pun tangkap dia!
Perintah samar dan bayang-bayang
Mungkin provokator, kejengkelan, kemarahan,
pelampiasan, ketakberdayaan, ketakpercayaan,
keadilan dan kebenaran,
mungkin...

Kejar dan tangkap dia!
Tangan-tangan kita kuat dan bukan tangan-tangan mereka.

Kau? Berdiri di tepi kemegahan pembangunan dan perencanaan tata kota,
beratapkan program kesejahteraan dan kemakmuran.
Kau? Pagi-pagi yang sangat pagi ketika subuh keringat dan peluh bau rongsokan.
Siang: keringat dan kelaparan bau rongsokan.
Malam yang sangat malam uang dan makan rongsokan.
Tidur dan mimpi rongsokan.

Kejar dan tangkap dia!
Hukum harus ditegakkan.
Keadilan dan kebenaran harus dijunjung tinggi.
Harganya sepuluh ribu rupiah.
Ini minyak tanah, bensin, dan korek api.

Sunyi senyap: mulut-mulut ternganga, hati dan pikiran beku.
Ini rakyat. Kekuasaan di rakyat.
Rakyat bukan raja. Rakyat adalah suara bulat.

Upacara koran, majalah, tabloid.
Pencopet sepuluh ribu dibunuh dan dibakar.

Abu bertebaran ke mana-mana, di mana-mana abu berserakan.
Tanpa tempat. Terasing.
Aku sepuluh ribu rupiah bukan milyar bukan triliun.

Hukum tak terkejar.
Keadilan liar. Kebenaran tak tertangkap.


25 April 2002 (Cinta itu ada-Ku; Ia Sang Pengada)

Tidak ada komentar: