+Kutitipkan+pada-Mu.jpg)
Nyanyian pujian para Santa Monica heningkan hati yang resah.
Berlutut suasana sembah.
Demi kedamaian.
Terbukalah tabir jiwa yang gundah.
Lesung pipi dan mata teduhmu menyirami hati kosongku
Dalam cinta yang terpendam dalam.
Kini redup dan pudar.
Untukmu saja dirimu kurang.
Nyanyian para Santa Monica mendayu merdu di bilik-bilik jantungmu
Mengalir teratur mengantar sujud di altar
Yesus tergantung menghujam diri
mencekik nurani dalam-dalam
dalam telut sujud merunduk tunduk kepedihan tak tersembunyikan.
Bila kupandang langit-langit gereja
kautulisi berlembar-lembar cerita tentang derita yang panjang.
Hati dan rega terlalu berat kubawa
Kutitipkan pada-Mu yang tergantung di salib
Peliharalah dan rawatlah
Suatu saat nanti kembalikan dan aku menjawab
Sejurus senyum adalah hari ini.
Hari esok kutitipkan
Pada-Mu yang tergantung di salib.
Berlutut suasana sembah.
Demi kedamaian.
Terbukalah tabir jiwa yang gundah.
Lesung pipi dan mata teduhmu menyirami hati kosongku
Dalam cinta yang terpendam dalam.
Kini redup dan pudar.
Untukmu saja dirimu kurang.
Nyanyian para Santa Monica mendayu merdu di bilik-bilik jantungmu
Mengalir teratur mengantar sujud di altar
Yesus tergantung menghujam diri
mencekik nurani dalam-dalam
dalam telut sujud merunduk tunduk kepedihan tak tersembunyikan.
Bila kupandang langit-langit gereja
kautulisi berlembar-lembar cerita tentang derita yang panjang.
Hati dan rega terlalu berat kubawa
Kutitipkan pada-Mu yang tergantung di salib
Peliharalah dan rawatlah
Suatu saat nanti kembalikan dan aku menjawab
Sejurus senyum adalah hari ini.
Hari esok kutitipkan
Pada-Mu yang tergantung di salib.
Februari 2001 (Cinta itu ada-Ku; Ia Sang Pengada)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar