Kamis, 30 April 2009

Kehilangan


Daun rontok dan meninggalkan ranting yang dulu erat menggenggamnya. Jatuh melayang. Berserakan di atas tanah. Kemudian, lambat laun akan menghilang di dalam tanah. Hilang!

Berjalan mengayuh langkah di bawah bayang-bayang pepohonan. Menari di antara perdu-perdu ilalang. Melompat di antara bebatuan terjal! Jika memang sudah saatnya kaki menapak, entah di atas lumpur atau di atas tanah, kaki akan menapak! Bisa membekas dan ataupun hilang. Jika kaki itu menapak di atas tanah basah, maka akan membekas! Akan tetapi, jika hinggap di atas aliran air, maka jejak itu akan sirna. Hilang!

Kehilangan itu terasa menyakitkan. Namun, kehilangan itu akan bisa berarti bila kau pernah merasa memilikinya. Jika kau ingin menggenggamnya selamanya, maka kehilangan itu semakin kuat untuk meninggalkanmu. Kamu tidak percaya? Aku tidak ingin memaksa! Berapa di antaramu yang sudah terlalu banyak kehilangan? Tak akan terhitung!

Jika kau pernah mengalami kehilangan, aku pun pernah. Jika kau pernah mengalami kehilangan, mereka pun pernah. Apakah jika aku dan kau mengalami kehilangan, kehidupan akan hilang pula! Tak akan! Yaa...hidupnya yang barangkali terasa hampa! Sepi! Kosong! Akan tetapi, apakah hidupmu akan terus kau korbankan hanya demi kehilangan itu? Sementara, kehilangan itu akan terus melayang dan terbang di antara manusia demi manusia untuk menebarkan racun-racun keputusasaan!

Aku mengertimu ketika kau mengatakan bahwa dia meninggalkanmu. Aku mendengarkanmu ketika kau mengatakan bahwa dia memutuskan dirimu. Aku memahamimu ketika kau mengatakan bahwa dia lebih memilih hati lain daripada hatimu. Dan kau akan merasa terlempar ke sudut kebinasaan! Tenggelam dalam rasa kehampaan yang sulit diisi oleh rasa berpengharapan yang baru.

Namun, setelah sekian detik kau bergulat dengan racun kehilangan itu, bisakah kau mengatakan, ”Aku ingin memiliki kehilangan itu!” Aku ingin memiliki rasa kehilangan itu sebagai bagian dari kehidupanku? Beranikah dirimu untuk menggandengnya dalam setiap langkahmu? Pasalnya, kehilangan ini tak akan pernah bisa melepasmu. Meski kau berusaha untuk menghindarinya. Karena, jika kau berkesan menghindarinya, dia akan bersorak gembira dan memenangkan pertempuran! Akan tetapi, jika kau berani menariknya mendekat, menggenggamnya, dan mendekat erat di dalam hatimu, dia akan menjadi bagian hidupmu dan tak akan menyakiti hatimu lagi. Karena di balik kehilangan itu ada rasa baru yang tumbuh dan memberimu kekuatan baru. ”Pernahkah kau mengira kalau dia akan sirna. Walau kau tak percaya dengan sepenuh jiwa. Rasa kehilangan hanya akan ada jika kau pernah merasa memiliknya.”

Jika kau membuka matamu, kau akan melihat seorang malaikat kecil menyongsongmu di tengah padang bunga bakung. Dia berlari dan memeluk pinggangmu dengan erat. Ketika kau pandang bola matanya yang bening, kau akan melihat isi hatinya. Dia akan berkata kepadamu dengan jiwa penuh nyanyian.

”Aku ingin mendekapmu karena kuingin memberimu kekuatan yang tak sanggup kuucapkan dengan kata-kata. Aku ingin mendekapmu karena kuingin memberimu semangat di saat dan dan pikiranmu sedang galau. Aku ingin mendekapmu karena kau sungguh berarti. Jangan sia-siakan hidupmu hanya untuk satu cinta yang tak pasti!”***

Untuk jiwa-jiwa yang telah terbang!
Pemuatan ulang dari tulisan yang sama pada blog yang lain.

2 komentar:

wencoolz mengatakan...

wah ini menohok gue banget bang!!!!

Pambajeng "Broer" Argaputra mengatakan...

ah....tenane! koen ada sesuatu tah?