Kamis, 16 April 2009

Ungkapan Nov


Seperti biasa, jika aku sedang browsing, kusempatkan untuk melihat halaman friendster-ku (ato facebook-ku). Barangkali, ada pesan atau komentar yang datang dari teman-temanku. Kulihat ada tulisan yang baru saja diposting dari Nov. Demikian dia menuliskannya:

Saat itu aku tak tahu apa itu cinta. Yang aku tahu, cinta itu, kita suka sama cowok yang kita kagumi. Tak terhitung berapa cowok yang pernah kusukai, tapi tak perah kumiliki karena rasa takut akan kata ”tolak”. Pada akhirnya, rasa suka itu terbalas dengan satu cowok yang sangat aku kagumi. Di situ, aku mulai kehidupan cintaku (020503).

Dia mengajari aku arti kesatuan. Walaupun di antara kami banyak perbedaan, tetapi dari perbedaan itu kami bisa menjadi satu. Dia mengajari aku apa arti sayang. Kehidupanku sangat indah yang selalu dipenuhi rasa kangen akan kehadirannya. Apakah ini yang disebut cinta pertama? Dia juga mengajari aku apa arti cinta. Cinta di mana kuterima dia apa adanya. Walaupun aku mencoba untuk mengubahnya, tetapi aku juga harus ingat kalau cinta tak harus mengubah dia menjadi apa yang kuinginkan.

Dia juga mengajari ku rasa sakit hati. Dia tak pernah melukaiku. Tetapi kadang pada suatu hubungan itu pasti ada bertengkarnya. Dia mengajari aku arti kejujuran. Saat kami menjalin hubungan, kata ”jujur” itu menjadi sangat penting. Tak pernah sedikit pun aku bohong kepadanya.

Dia juga mengajari aku arti perpisahan. Di mana ada pertemuan, di situ pula ada perpisahan. Susah untuk menerima semua itu. Walaupun aku menjalin hubungan dengannya sangat singkat, tapi bagiku itu adalah seumur hidup. Dan pada akhirnya aku tahu kalau cinta itu tak harus memiliki (190904).

Akan tetapi, ada satu hal yang dia tidak tahu. Aku menduakan cintanya. Aku menodai cinta kami yang suci itu. So, sorry...

Aku sejenak membaca. Memaknai atas apa yang ditulis Nov. Mataku terpaku pada satu kalimatnya. "Saat kami menjalin hubungan, kata 'jujur' itu menjadi sangat penting. Tak pernah sedikit pun aku bohong kepadanya. "

Dalam situasi apa pun, sikap jujur itu tetap perlu dipertahankan. Bukan hanya karena demi cinta, sikap jujur tetap harus diperjuangkan. Apalagi cinta, untuk bekerja saja, seorang pimpinan selalu menekankan sikap jujur pada bawahannya. Jika sikap jujur itu sudah tak dihidupi oleh pimpinan, bagaimana bawahan mau mencontoh atau meneladan?

Kejujuran adalah bintang. Dia berada di awang-awang dan tak dapat diraih. Akan tetapi, taburannya yang berlaksa-laksa dan sinarnya yang berkerlap-kerlip, memberikan mozaik indah yang tak pernah bisa dilukis manusia.

Bisakah seseorang berkata jujur jika pada kenyataannya kejujuran itu seperti bintang? Seperti kata Nov sendiri, pada saat dia menjalin hubungan, kata jujur itu sangat penting dan dia tak pernah sedikit pun berbohong pada kekasihnya. Akan tetapi, di tempat lain, Nov pun mengakui bahwa dia tak pernah bisa berkata sebenarnya tentang satu hal. Nov bilang, ”Aku menduakan cintanya. Aku menodai cinta kami yang suci itu”. Kejujuran itu menyakitkan.
Apakah aku sudah bisa mengedepankan kata jujur? Bisakah aku mengatakan kepada kekasihku, ”Meski aku berjalan bersamamu, jujur kuakui bahwa aku pun menduakan dirimu dengan orang lain.” Ah, siapa yang bisa mengatakan ini? Ah, siapa yang tahan akan rasa sakit hati. Siapa yang mau mendengar kata ”khianat, jahat, menodai” dan kata-kata lain yang akhirnya mengantar pada kata, ”selamat tinggal, selamat berpisah, selamat jalan, aku pergi”.

Kejujuran adalah landasan dalam hidup. Meski berat untuk meletakkan sebagai landasan sendi-sendi hati, namun manusia harus tetap memperjuangkannya. Nov tidak salah! Karena Nov, seperti aku juga, adalah manusia yang masih selalu berjuang untuk menebarkan kejujuran itu di hamparan permadai kehidupan.

Nov, jika kamu menyampaikan isi hatimu ini, kuanggap bahwa aku pun berkesempatan membawa ungkapanmu ini dalam perjalanan hidupku. Kuharap kamu masih tetap berjuang demi cinta dan kejujuran. ***


Semarang, 6 April 2009

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Komen, komen bisa! Dari mana aja langsung!

wencoolz mengatakan...

ni buat sapa bang???
buat si ussy?

Ussi mengatakan...

buat ussi mukelooo..

kan buat si Nov ni, hmm ada yang asik kata-katanya.

tapi Broer, kdang terlalu jujur itu meyakitkan ya..terlalu terbuka sehingga orang bisa liat ke dalam tulang rusuk kita itu malah menyedihkan.

huhu, cinta deritanya tiada akhir.

Pambajeng "Broer" Argaputra mengatakan...

iya sih...aq aja blum bisa hidup dgn sejujur-jujurnya...