Sabtu, 04 April 2009

Goresan Buat ”Kak S”


Goresan Satu
Sepasang mata bening

Menatap penuh tanya
Pada sesosok wajah teduh
Yang berjongkok di depannya dengan senyum selapis menggurat tipis di bibir hitamnya

Sepasang mata bulat bening tak lepaskan tatapan
"Ayah, kenapa namaku pendek?"
"Ah, namamu itu sebuah nama yang cantik, Cah Ayu."
"Secantik apa?"
"Secantik bintang-bintang yang bertaburan di hamparan karpet biru negeri Italia..."

"Ah, Ayah..."
"Ya, Cah Ayu."
"Benarkah aku cantik?"
"Iya tentu saja."
"Tapi kenapa namaku pendek, Yah? Kenapa?"

Sepasang mata bening bulat tak lepaskan tatapannya
Sepasang mata tua meredup tak lepaskan selarit senyuman

"Nak, namamu pendek. Tetapi, jika kau bisa memberi cinta pada selaksa makhluk, kau akan menerima keharuman nama yang tak akan pernah lekang. Suatu saat, kau akan mengerti, mengapa aku beri kau nama yang pendek.

"Gadis kecil tertunduk kelu
Dengan desakan tanya penuh talu
Gadis kecil berlari ke kaki cakrawala...

Lelaki separuh baya tak pernah lepas dari harap dalam sanubarinya...
"Jadikan bumi penuh kecantikan, Cah Ayu"

Bisiknya pada angin, pada awan, pada pucuk-pucuk kamboja!


Goresan Dua
Sepasang tangan mungil

Menggenggam jemari rapuh
Yang terbaring lemah di bibir dipan

"Ayah..."
Raut wajah tua kelelahan. Terdiam dalam haribaan

"Ini aku ayah. Mengapa Ayah diam saja?"

Seutas senyum terjulur di bibir pucat tua
Seakan berkata penuh kasih sayang
"Aku selalu mendengarmu, Cah Ayu! Bicaralah!"

Seraut wajah mungil bersaput mendung
Sepasang mata bening bersaput telaga hijau
Hampir sudah bendungan rasa mendedah dada
Tak kuasa jiwa menahan gejolak
Hampir pecah kalbu menahan tangisan

"Ayah...Sampai kapan rasa ini terhimpit batu? Sementara Ayah terdiam tenang di peraduan abadi?"


Sepasang cicak bergerak perlahan. Tak ingin mendengar keluh kesah dari bibir mungkil kepucatan. Di angkasa, sepasang bangau terbang melintas dengan sunyi. Di ufuk barat, sebutir matamalam melayang pelan.


Semarang, 5 April 2009
(Perarakan Maut)

2 komentar:

Anton Jebe mengatakan...

Wow, tulis karya terus mas. Saya menikmatinya.

Btw, pernah dengar ada nama terpendek? Nama itu ada, yaitu: Man Sudaman (man sudo man..., lha rak enthong).

Pernah dengar puisi terpendek? Puisi itu ada, judulnya Aku, bunyinya gini:
AKU...,
BUAH KARYA
BAPAK DAN IBU.

Gitu aja...

Pambajeng "Broer" Argaputra mengatakan...

Ha...ha...ha...! Klo nama perpendek, blum pernah denger. Tapi klo puisi AKU udah! Jadi kelingan zaman makrab mahasiswa baru doeloe. Satu kelompok ada seorang kawan dihukum dan diminta berdeklamasi. Yaa...itu! Dia langsung teriak: Aku....buah karya, Ayah dan Ibu! Ggrrrr....kabeh kepingkel2! Padahal tadinya spaneng.....