Senin, 12 Oktober 2009

Puisi Saya Untuk Dia...

Saya punya puisi. Puisi ini saya buat sejak saya mempunyai kawan di dunia maya. Sebelumnya, saya jarang sekali membuat puisi. Hal barangkali karena saya lebih suka menyampaikan maksud yang ada di dalam hati saya dengan segala keterusterangan tanpa harus dimanis-maniskan. Nah, sejak saya akrab dengan internet yang memberi fasilitas chating, blog, fesbuk, dan emel, saya tiba-tiba saja menjadi suka sekali beromantis ria! Berlebihan? Ah, tidak juga! Masalahnya, jika saya menyampaikan sesuatu kepada kawan saya dengan bahasa harian saya, tentu akan ditangkap dengan biasa pula. Padahal, ada kalanya saya ingin menyampaikan perasaan saya secara lebih mendalam. Dalam arti, agar kawan saya memahami benar bahwa kedekatan kami ini benar-benar ikhlas! Melalui tulisan inilah saya berusaha untuk membagi perasaan saya kepada kawan-kawan saya.

Satu pengalaman pernah saya alami. Dalam suatu masa, kawan di fesbuk saya itu menghilang. Dia tidak bilang ke mana perginya. Padahal sebelumnya, dia merupakan kawan saya berbincang tentang apa saja. Sering saya menikmati kebersamaan ini. Meski perjumpaan saya ini hanya difasilitas internet, namun saya bisa merasakan kesungguhan setiap berbincangan kami.

Saya menunggu! Lama! Tak ada juga kontak darinya. Maka, saya pun membuat puisi untuk mengungkapkan kerinduan saya kepadanya. Saya berharap, jika memang saya tak dapat berkontak lagi, masih ada kenangan atas perasaan yang pernah saya alami.

Inilah puisi itu!
Ketika di sebuah senja,
aku bertanya pada sekawanan burung bangau
yang terbang rendah di dahan pohon dekat rumahku.

"Burung, pernahkah kalian bertemu dengan kekasihku yang menghilang?"

Mereka tak memberi jawaban!

Ketika aku bertanya pada arak-arakan awan yang melayang di atap rumahku.

"Awan, pernahkah kau berjumpa dengan kekasihku yang menghilang?"

Mereka tak memberi anggukan

Sekarang...
Aku bertanya kepadamu!

Masih bisakah kau dengar bisikan angin dari tebing tinggi?
Bahwa aku menunggumu!
Bahwa aku merinduimu!

Ini salah
puisi yang pernah saya buat untuk salah seorang kawan saya. Dari pengalaman ini, saya bisa belajar untuk mengungkapkan perasaan saya. Saya tidak bermaksud menghambur-hamburkan romantisme picisan yang tampak pasaran. Bukan! Saya hanya ingin mengungkapkan perasaan saya dan membagikan kepada kawan saya. Melalui ungkapan itu, saya belajar untuk jujur pada diri saya. Saya berusaha jujur bahwa setiap pribadi memperkaya saya dan memberikan andil dalam kehidupan saya. Entah dengan cara bagaimana, pribadi-pribadi itu turut mengembangkan diri saya dan memupuk hati saya. Hati agar bisa lebih peka akan arti kehadiran sesama dalam segi kehidupan ini.***

Tidak ada komentar: