Minggu, 02 Januari 2011

Salam di Tahun 2011

Di awal tahun ini, saya hanya ingin menyapa Anda. Barangkali, tak semua dari Anda membaca tulisan saya. Akan tetapi, baik Anda yang sempat tulisan saya atau pun tidak sempat membaca tulisan saya, sekali lag, saya ingin menyapa Anda.

Apa rencana Anda di tahun 2011? Ada? Tidak ada? Ah, saya tak ingin menggurui Anda (meskipun saya ini menyandang status guru-beneran) untuk memiliki rencana. Apa pun pilihan Anda. Apa pun keputusan Anda, tahun 2011 sudah berjalan. Siap atau tidak siap, Anda harus menjalani hidup Anda di tahun 2011.

(Lho, kok bahasa saya jadi ketularan Mamang yang ngisi acara "The Golden Ways" itu ya? Sebaiknya saya kembali ke diri saya saja).

Apa yang bisa aku kepadamu sebagai sapaan di awal tahun ini? Apa saja pun tak masalah kan? Kamu bisa saja menerima tulisan-tulisanku. Kamu bisa saja tak menerima tulisan-tulisanku.

Tahun itu akan selalu berjalan. Sama seperti aku yang masih bisa berjalan. Tak akan berhenti. Selama kaki masih bisa digunakan untuk berjalan, yaa...berjalan. Bahkan ketika kakiku (dan juga kakimu) tak bisa bergerak, tahun itu masih bisa berjalan. (Eh, jangan kaitkan dengan kiamat di tahun 2012).

Kini dan di sini. Aku selalu ingat kata-kata yang pernah aku dengar beberapa tahun lalu. Kini dan di sini. Ungkapan yang menunjukkan bahwa seseorang itu memang harus bisa menyadari adanya kekinian sebagai pribadi. Pribadi yang tak perlu berpikir tentang masa lalu dan masa depan. Katanya, masa lalu dan masa depan itu juga berasal dari kini dan di sini. Jadi, jadilah manusia yang selalu bersikap riil tentang kini dan di sini.

(Waduuuhh...saya ini nulis apa? Pasti, kawan-kawan muda saya yang usianya masih 14, 15, 16, 17 tahun kurang begitu suka. Waduuuuhhh.... Ya, maaflah! Namanya juga sekedar sapaan. Jadi, apa saja bisa saya sampaikan sebagai sapaan, asal tidak jorok, tabu, fulgar!)

Hidupku telah sampai di awal 2011. Sangat mensyukuri bahwa masih bisa menghirup udara tahun 2011. Masih sama sih. Gak beda! Tapi tak usahlah dicari-cari perbedaan itu. Yang penting, sama! Lho, kalau sama, mengapa harus kutulis di sini? Ya, suka-suka aku lah yaaa! Apa saja kan bisa kutulis asal tidak menyinggung perasaan orang lain (yang membaca tulisanku ini).

Apalagi yang musti aku sampaikan kepadamu? Tentang rencana? Aku malu sebenarnya kalau membeberkan rencana. Karena itu sama saja dengan mengkhianati kata-kata "kini dan di sini" itu. Lho? Tapi aku toh memang belum mampu memegang kata-kata itu. Lagian, kan sedang berusaha.

Rencana. Memiliki rencana itu sebenarnya menggairahkan hidup. Terlebih rencana itu terasa matang. Manis. Indah. Siap. Pantas. Tentu saja, juga...hidup! Menjadikan hidup lebih hidup!

Ah, sudahlah.... Yang penting aku sudah menyapamu. Lain waktu, aku coba sapa kamu lagi dengan sapaan yang lain lagi.

Tidak ada komentar: